SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA 2020

Sadar ga sadar, kita ternyata sering mendiskriminasikan orang lain entah karena berbeda suku, agama, bahasa, budaya, dan sederet perbedaan lainnya. Begitu juga dengan para penyandang berkebutuhan khusus, terutama penyandang autisme, yang masih sering mendapatkan diskriminasi dan intoleransi dari orang sekitar.

Disinilah peran penting para pemuda Indonesia sebagai penerus bangsa dan penggerak perubahan untuk dapat memberikan contoh nilai-nilai toleransi yang semakin luntur di Indonesia sekarang ini.

Menghargai perbedaan (toleransi) bisa dimulai dari menghargai keberadaan mereka yang berbeda dari kita. Pada edisi Sumpah Pemuda kali ini, kita akan berkenalan dengan tiga orang pemuda-pemudi penyandang autisme yang patut menjadi panutan dan inspirasi bagi pemuda-pemudi lainnya.

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, mereka mampu mandiri dan berkarya juga loh...Ada @ lifewithraynor dari @yisaddi.indonesia juga ada Elfram @agnes.skai dan Thea @allesgud.id dari @ yayasanmpati.

Yuk, yang mau berbuat lebih selain menghargai keberadaan mereka, bisa bantu membeli karya dan usaha mereka ya...
Selamat hari Sumpah Pemuda Indonesia!

#IndonesiaBersatudanBangkit #SumpahPemuda2020

1. Raynor, Remaja penyandang autisme asal Surabaya ini sudah mandiri dalam mengurus diri sendiri, seperti packing saat ingin berlibur. Ibu Anita (orang tua Raynor) pun sudah tidak perlu nanny lagi untuk mengurus segala keperluan Raynor. Saat ini, baking dan painting menjadi aktivitas favorit Raynor.
Sejak umur 5 tahun, Raynor sudah terlihat memiliki ketertarikan dalam hal menggambar. Lalu Ibu Anita mendaftarkan Raynor kursus lukis di @vinautismgallery dan bahkan beberapa karyanya pernah dipamerkan di galeri tersebut.

Selain itu, Ibu Anita pun mencermati keterampilan motorik Raynor cukup baik saat mengikuti kegiatan ekskul cooking di sekolah. Lalu Ibu Anita mengikutsertakan Raynor di kelas Baking and Cooking Hartono. Raynor juga jago lho, bikin eksperimen spontan untuk memasak dengan menggunakan bahan yang ada di kulkas! Atau googling sendiri dari internet resep yang mau dia coba. Resep yang sudah dicoba Raynor juga unik-unik...seperti Lactose and Sugar Free Ice Cream, Chicken Mushroom Pie, Choco Mango Gateux, No-Churn Ice Cream, Quiche, dan masih banyak lagi...

2. Thea, remaja penyandang autisme berusia 28 tahun ini sudah menjadi koki di Dapur Ka'Thea, catering @allesgud.id juga menerima pesanan nasi box dan aneka camilan dari rumah.

Berawal dari Mama yang memperhatikan Thea kecil bisa terlihat asyik saat diberikan alat masak-masakan dan mampu berkonsentrasi cukup lama, mama lalu mulai memperkenalkan Thea bagaimana meracik masakan sendiri sampai akhirnya Thea menekuni kegiatan memasak ini dan berkembang seperti sekarang.

3. Elfram, remaja penyandang autisme berusia 15 tahun asal Solo ini sudah mampu mandiri saat harus ditinggal sendiri dirumah karena orang tua bekerja. Dari mulai bina diri, mengurus rumah sampai menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.

Bakat dan minat Elfram terlihat pada kegiatan memasak dan menggambar. Saat ini, Ibu Agnes (orang tua Elfram) membantu mengembangkan keahlian Elfram dalam menggambar dengan mencetak hasil gambar Elfram berupa merchandise yang dijual dalam bentuk kaos, mug atau pin.

Untuk minat memasak, Elfram dan Ibu Agnes sudah merintis usaha frozen snacks dan membuka single outlet makanan dan minuman waralaba lokal @chickenrockbasukirahmat di Solo.